Nomor Personal

081-216-642-646

E-Mail

nashperspektive@gmail.com

Jam Buka

onlien 24 jam

Komunitas  praktisi  merupakan strategi  pelengkap  bagi pengembangan profesi  yang berkelanjutan.  Konsep Komunitas Praktisi sudah banyak diterapkan oleh berbagai profesi dan penting pula diterapkan oleh para aktor utama dalam pendidikan yaitu guru, kepala sekolah dan pengawas sekolah.

Istilah  Komunitas  Praktisi  diperkenalkan  oleh  Etienne We n g e r  d a l a m b u ku nya  Co m m u n i ty o f Pra c t i ce .  I a m e n g a t a k a n  b a h w a  K o m u n i t a s  P r a k t i s i  a d a l a h “Sekelompok  individu  yang memiliki  semangat dan kegelisahan  yang sama tentang praktik  yang mereka lakukan  dan ingin  melakukannya  dengan lebih  baik dengan berinteraksi secara rutin”  (Wenger,  2012).  Praktik yang dimaksud bergantung pada konteks peran sehari-hari anggota komunitas  praktisi.  Praktik  dalam  Komunitas Praktisi Guru dapat berupa praktik mengajar dan interaksi dengan murid atau orang tua.

5 TUJUAN KOMUNITAS PRAKTISI

*Mengedukasi anggota dengan mengumpulkan dan berbagi informasi yang berkaitan dengan m a s a l a h d a n p e r t a n y a a n t e n t a n g p r a k t i k pengajaran dan pembelajaran

*M e m b e ri  d u ku n g a n pa d a a n g g o t a m e l a l u i interaksi dan kolaborasi sesama anggota*

*Mendampingi anggota untuk memulai dan mempertahankan pembelajaran mereka

*M e n d o r o n g a n g g o t a u n t u k   m e n y e b a r k a n capaian anggota melalui diskusi dan berbagi

*M e n g i n t e g r a s i k a n  p e m b e l a j a r a n  y a n g didapatkan dengan pekerjaan sehari-hari

Komunitas  praktisi  memberikan wadah bagi  para guru untuk belajar dan berpartisipasi dalam pengembangan diri mereka. Interaksi dan dialog antara anggota  komunitas dapat berupa berbagi kekhawatiran, masalah, dan praktik baik untuk direfleksikan bersama-sama. Dengan begitu, anggota komunitas dapat saling dukung untuk mandiri dan berdaya memenuhi kebutuhan profesionalismenya. Maka, p e n t i n g  b a g i  s e m u a  a n g g o t a  k o m u n i t a s  u n t u k berkontribusi dan memanfaatkan semua aktivitas di dalam komunitas.

Saat ini, pelatihan Guru selalu menjadi strategi utama untuk p e n g e m ba n g a n p ro fe s i o n a l ,  pa d a h a l  b e rba g a i  ri s e t m e m b u k t i ka n b a hwa  p e l a t i h a n t i d a k   c u ku p u n t u k memberikan  perubahan pada praktik  mengajar  guru. Pelatihan  memiliki  banyak keterbatasan  untuk  bisa kontekstual menyasar langsung kebutuhan guru.

S a a t p e l a t i h a n ,  G u r u m e n d a p a t p e n g e t a h u a n d a n keterampilan baru yang dapat diimplementasikan di kelas, namun biasanya setelah penerapan, tantangan-tantangan baru terha dap praktik   baru juga   akan  mun cul   dan tantangan tersebut belum pernah dibahas sebelumnya di kelas pelatihan. Komunitas Praktisi memberikan ruang bagi guru untuk mendiskusikan  dan mencari  solusi  atas tantangan  tersebut sehingga  semangat  guru untuk menerapkan hasil pelatihan tidak luntur.

POTENSI KOMUNITAS PRAKTISI

  1. Membangun jejaring antar guru, kepala sekolah dan pengawas sekolah dan rekan sejawatnya untuk memiliki  kesempatan berinteraksi  secara rutin.  Para anggota yang datang dari latar belakang berbedadapat bermanfaat bagi anggota yang lain
  2. Memberikan ruang berbagi informasi, isu kontekstual, pengalaman pribadi yang dapat membangun  pemahaman dan wawasan atas sebuah isu bersama
  3. Membangun  dialog  atau diskusi  antar rekan sejawat yang dapat mengeksplorasi strategi dan solusi baru atas tantangan yang dihadapi  dan saling  mendukung dalam proses pengembangan diri
  4. M e n s t i m u l a s i  p e m b e l a j a r a n m e l a l u i komunikasi,  mentoring,  coaching  dan refleksi diri.
  5. Membagikan  pengetahuan  yang ada u n t u k   m e m b a n t u  a n g g o t a  d a l a m meningkatkan  praktik  mereka dengan m e n y e d i a k a n  f o r u m  u n t u k mengidentifikasi  solusi  untuk masalah umum dan proses untuk mengumpulkan dan mengevaluasi praktik terbaik
  6. M e m p e r ke n a l k a n p r o s e s  ko l a b o r a t i f kepada kelompok dan organisasi untuk mendorong gagasan dan per tukaran informasi
  7. Mendorong anggota  komunitas  untuk mengembangkan aksi nyata dengan hasil yang terukur
  8. Menghasilkan  pengetahuan  baru untuk membantu anggota mengubah praktik m e r e k a  u n t u k   m e n g a k o m o d a s i perubahan kebutuhan dan teknologi

KARAKTERISTIK KOMUNITAS PRAKTISI

Tidak semua komunitas dapat dikategorikan sebagai komunitas praktisi. Ada tiga karakteristik yang membedakan  komunitas praktisi dengan komunitas lain:

Domain

Adanya kesamaan atas hal yang dianggap penting oleh anggota komunitas.

Contohnya: Tujuan,  identitas, minat,  latar belakang, nilai yang dipercaya, keresahan  tentang  sesuatu  isu atau persoalan bersama. Guru- guru dari  Sekolah  Menengah  Per tama Merdeka yang memiliki  tujuan  untuk menjadi guru yang berpusat pada murid

Komunitas

Adanya norma/aturan sosial yang disepakati oleh anggota

Contohnya: Saling menghormati antar anggota, keinginan  untuk berbagi,  niat  baik  saling mendukung, interaksi yang rutin, terbuka untuk saling  bertanya dan niat  baik  untuk saling mendukung dan berkontribusi. Adanya  kesepakatan pertemuan dua minggu sekali  di  sekolah  untuk belajar  bersama dan berbagi praktik baik

Praktik

Adanya pengetahuan  yang dikembangkan, dibagikan  dan dipelihara  sebagai  hasil dari kegiatan komunitas praktisi

Co n to h nya :   I n fo rm a s i ,  h a s i l  p e m b e l a j a ra n , pengetahuan  yang dibagikan, alat dan bahan untuk pembelajaran  atau hasil  pembelajaran, dokumen-dokumen dan video. Adanya catatan ringkasan pembelajaran, foto dan video  kegiatan,  dan kumpulan  dokumen hasil kegiatan peserta.

DENGAN KARAKTER YANG TELAH DIJELASKAN, MAKA SEBUAH KOMUNITAS PRAKTISI SETIDAKNYA MEMILIKI AKTIVITAS YANG

MELIPUTI:

  1. B e r b a g i   m a s a l a h  d a n m e n g e m b a n g k a n p r o s e s untuk mencari penyelesaian masalah
  2. M e r u m u s k a n t i n d a k a n u n t u k menyelesaikan masalah
  3. B e r b a g i   p e n g a l a m a n menjalankan praktik
  4. Merefleksikan tindakan-tindakan y a n g  s u d a h  d i a m b i l  u n t u k melakukan perbaikan
  5. Mendokumentasikan kegiatan dan produk para anggotanya untuk bahan belajar

PERAN GURU PENGGERAK DALAM MENGEMBANGKAN KOMUNITAS PRAKTISI

Guru Penggerak  diharapkan  menjadi  motor dalam  pengembangan komunitas praktisi baik di  sekolah atau di  luar lingkungan  sekolah. Guru Penggerak dapat mengajak rekan guru lain untuk menjadi tim untuk menggerakkan komunitas praktisi.

I. Menganalisis kebutuhan belajar anggota,

Menganalisis  kebutuhan belajar  anggota adalah  tahap p e r t a m a  d a l a m  p e r a n  G u r u  P e n g g e r a k   d a l a m mengembangkan komunitas  praktisi,  karena  segala ke g i a t a n b e l a j a r  ko m u n i t a s h a r u s l a h   b e rd a s a rka n kebutuhan atau permasalahan  yang dihadapi,  untuk ke m u d i a n d i c a ri  s o l u s i nya  b e r s a m a – s a m a .  S e m a ki n kegiatan  belajar  sesuai  dengan kebutuhan,  semakin berkembang dan bermanfaat Komunitas Praktisinya kelak.

GURU PENGGERAK DAPAT  MENGANALISIS KEBUTUHANBELAJAR PARA ANGGOTA KOMUNITAS PRAKTISI DENGAN BERBAGAI CARA, ANTARA  LAIN

Survey  sederhana

  • Survey sederhana  dapat  dilakukan  dengan menyebarkan kuesioner  berisi  per tanyaan-per tanyaan terkait  praktik pembelajaran di  kelas atau kebutuhan belajar para anggota (guru). Survei dapat ditujukan kepada para anggota, atasan anggota (kepala sekolah) bahkan kepada para murid

Rembuk diskusi

  • Sebagai permulaan  rembuk diskusi dapat  dilakukan pada forum-forum yang sudah  ada.  Contohnya  forum  rapat bulanan guru atau jadwal MGMP/KKG, atau forum pertemuan lainnya. Jika Komunitas Praktisi sudah berjalan secara rutin, rembuk diskusi dapat pula dijadwalkan secara reguler

Bincang Santai

  • Guru Penggerak juga dapat menganalisis kebutuhan belajar rekan sejawatnya melalui bincang-bincang santai di berbagai kesempatan seperti saat istirahat di ruang guru atau sepulang sekolah. Bincang santai dengan beberapa rekan guru dapat menggali informasi yang lebih dalam terkait masalah sehari- hari rekan guru terkait pembelajaran

Observasi kelas rekan sejawat

  • Guru Penggerak dapat mengobservasi kelas rekan sejawat u n t u k   m e l i h a t b a g a i m a n a r e k a n g u r u m e l a k u k a n pembelajaran di dalam kelas. Untuk melakukan observasi, pastikan hal-hal berikut ini :

a. M e n d a p a t k a n  p e r s e t u j u a n  g u r u  y a n g a k a n diobservasi. Pastikan rekan anda memahami tujuan

dan manfaat proses observasi ini.  Ceritakan hal-hal yang akan diobservasi dan  bagaimana  Anda akan mengolah data hasil observasi.

b. Siapkan jadwal untuk observasi

c. S i a p k a n i n s t r u m e n o b s e r v a s i  y a n g m e l i p u t i perencanaan pembelajaran,  proses pembelajaran dan penilaian pembelajaran

d. Berikan umpan balik dari hasil observasi Anda kepada rekan sejawat  yang diobservasi  dan refleksikan bersama hasil observasi tersebut

e. Berdasarkan hasil  obser vasi  rekan-rekan  guru, biasanya terhimpun persoalan dan tantangan yang umum dihadapi, sehingga menjadi ide untuk menjadi fokus isu yang dicari solusinya bersama.

Strategi analisis  di atas dapat dilakukan dengan :

  • memetakan tantangan dan persoalan yang dihadapi oleh mayoritas rekan-rekan  sejawat dalam komunitas, disertakan dengan contoh, data atau bukti yang mengkonfirmasi  bahwa p e r s o a l a n t e r s e b u t a d a l a h nyata;
  • memetakan sebab  dan akar masalah yang terjadi
  • memetakan hal-hal yang sudah dicoba dilakukan  selama  ini untuk mengatasi persoalan atau tantangan tersebut.  Identifikasi seluruh upaya, baik yang telah berhasil maupun belum berhasil
  • b i l a a d a re ka n s e j awa t ya n g sudah berhasil, apa “resep”nya? Mengapa rekan sejawat lain tidak atau belum mencoba hal serupa? S e te l a h m e n d a p a t ka n c u ku p data tentang kebutuhan belajar rekan sejawat,  Guru Penggerak b i s a  m e n y a m p a i k a n  h a s i l a n a l i s i s n y a  d a n  m e n g a j a k a n g g o t a  k o m u n i t a s  l a i n n y a u n t u k   m e m b u a t  r e n c a n a kegiatan belajar.

II. Memfasilitasi rencana kegiatan belajar berdasarkan hasil analisis kebutuhan,

Rencana kegiatan belajar di  komunitas praktisi perlu dilakukan bersama-sama oleh anggota komunitas agar seluruh anggota bertanggung jawab dan terlibat aktif dalam proses pengembangan dirinya dan rekan komunitas. Guru Penggerak dapat mengikuti tips berikut untuk memfasilitasi rencana kegiatan belajar:

  • D i s k u s i k a n  d e n g a n  r e k a n Komunitas  Belajar mengenai  isu p e m b e l a j a r a n s p e s i fi k   y a n g paling menjadi tantangan dalam p r a k t i k   p r o s e s  p e m b e l a j a r a n sehari-hari
  • Tetapkan  tujuan  secara SMART. SMART singkatan dari Specific (spesifik),  Measurable  (terukur), A c h i e v a b l e ( d a p a t t e r c a p a i ) , Realistic (dapat direalisasikan), Timely (ada jangka waktu).  Misal: tujuan yang terlalu umum seperti “ meningkatkan  praktik  belajar g u r u ” ,  d a p a t d i s p e s i fi k k a n menjadi  “ mempraktikkan  satu teknik penilaian formatif dalam pembelajaran tematik untuk satu bulan ke depan”. Semakin spesifik d a n t e r u k u r ,  s e m a k i n b e s a r kemungkinan kegiatan belajar akan tepat sasaran
  • Diskusikan bagaimana  kegiatan belajar  yang dapat  dilakukan untuk mengatasi permasalahan pembelajaran  tersebut.  Misal: k e g i a t a n  b e l a j a r   d a p a t berbentuk pelatihan mandiri  di s e k o l a h ,  k e g i a t a n  s a l i n g m e n g o b s e r v a s i   p r o s e s pembelajaran antara guru (peer obseravation), kegiatan berbagi di KKG/ kegiatan gugus, atau MGMP, dan lainnya.
  • Bagi peran dan tanggung jawab k e p a d a r e k a n g u r u s e s a m a komunitas  praktisi. Peran  yang dapat  dibagi sesuai kebutuhan komunitas praktisi antara lain:

a. Tim Kordinator, b. Tim Dokumentasi c. Tim Logistik d. Tim acara/Konten e. Peran lain sesuai kebutuhan

  • Rencana kerja harus dievaluasi secara berkala, dapat perbaiki mengikuti hasil evaluasi, dan berdasarkan kesepakatan bersama

III. Mencari narasumber yang relevan terkait kebutuhan belajar,

P a d a  p r i n s i p n y a ,  n a r a s u m b e r   u n t u k pertemuan di  dalam Komunitas Praktisi bisa siapa saja baik berasal dari  dalam komunitas m a u p u n  l u a r   k o m u n i t a s .  D a r i  d a l a m komunitas,  dapat ditawarkan  atau diminta kepada rekan guru yang memiliki praktik baik untuk disebarkan.  Rekan guru  yang bisa diminta untuk menjadi narasumber juga bisa berasal dari komunitas praktisi guru yang lain dari sekolah yang berbeda atau dari kelompok mata pelajaran yang berbeda ( jika komunitas praktisi berbasis mata pelajaran).

Selain itu,  kepala sekolah, pengawas  sekolah, orang tua murid dan dinas pendidikan juga dapat berbagi pengetahuan dan keterampilan yang relevan  dan dibutuhkan  untuk guru. Koordinator  komunitas praktisi dapat  secara spesifik  meminta  narasumber memberikan materi atau pembelajaran  yang dibutuhkan oleh guru.

omunitas profesi lain juga dapat  menjadi sumber belajar guru di komunitas praktisi. Contohnya profesi wartawan atau blogger  dapat memberikan  materi  menulis  kepada para anggota.  Profesi psikolog dapat  diajak berdiskusi tentang penanganan Anak Berkebutuhan Khusus dan profesi lainnya.

Komunitas lain yang relevan seperti komunitas hobi juga bisa menjadi mitra Komunitas Praktisi dalam pengembangan diri anggota. Misalnya komunitas pendongeng, komunitas board game, komunitas sains, dan lain sebagainya. Setiap narasumber  perlu diberitahukan kebutuhan  materi yang perlu dipersiapkan dan ekspektasi hasil pembelajaran setelah selesai pertemuan. Jika mengundang narasumber di luar anggota  komunitas  ceritakanlah  juga nilai-nilai yang dipegang oleh anggota komunitas

IV. Menyelenggarakan kegiatan belajar di komunitas,

Pelibatan anggota dalam penyelenggaraan Komunitas  Praktisi  dapat meningkatkan s e m a n g a t a n g g o t a  d a l a m  b e l a j a r   d i komunitas. Berikut peran-peran yang dapat d i l a ku ka n o l e h A n g g o t a d i  Ko m u n i t a s

Praktisi:

  • Narasumber Orang yang memberikan materi atau menceritakan praktik baik kepada anggota
  • Reporter, M e n d o k u m e n t a s i k a n k e g i a t a n belajar Komunitas, mengunggah dan mendistribusikan materi belajar untuk rekan Komunitas lainnya
  • Koordinator, O r a n g  y a n g  b e r t u g a s  u n t u k m e m a s t i k a n  n a r a s u m b e r   d a n r e p o r t e r   s i a p ,  m e n g i n g a t k a n a n g g o t a l a i n u n t u k   h a d i r ,  d a n a k t i v i t a s  l a i n y a n g m e n u n j a n g kelancaran pertemuan komunitas
  • Peserta, R e ka n s e j awa t Ko m u n i t a s ya n g mengikuti kegiatan belajar

Tahap PenyelenggaraanKomunitas Praktisi

TAHAP PERSIAPAN

a. Memastikan waktu dan tempat penyelenggaraan kegiatan b. Menyepakati pembagian peran

c. Memastikan media publikasi dan sosialisasi kegiatan

PELAKSANAAN

a. Pemimpin sekolah atau pihak yang disepakati membuka kegiatan secara resmi sebagai bentuk dukungan pada komunitas

b. Koordinator menjelaskan tujuan dan hasil yang diharapkan

c. Narasumber melakukan presentasi selama 10-15 menit tentang praktik cerdas yang sudah dilakukan

d. Disarankan presentasi dilakukan dengan gaya bercerita, dimulai dari tahap awal, tantangan yang dihadapi, aksi yang dilakukan, perubahan yang terjadi, dan pelajaran apa saja yang telah didapatkan

e. Koordinator mempersilahkan peserta untuk bertanya hasil praktik cerdas sesuai dengan topik. Bila  memungkinkan, beri kesempatan kepada peserta rekan komunitas untuk mencoba/mensimulasikan praktik yang diajarkan, agar pembelajaran maksimal.

f. Koordinator mengajak peserta merefleksikan hasil belajar

PASCA  PELAKSANAAN

a. Evaluasi kegiatan komunitas mulai dari tahap pelaksanaan sampai tahap evaluasi

b. Publikasikan hasil dokumentasi kegiatan agar anggota yang tidak hadir juga mendapatkan manfaat

c. Dampingi rekan sejawat dalam menerapkan pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar sesungguhnya yang dijalankan. Pada saat guru penggerak mengobservasi kelas rekan sejawat, penting untuk juga merefleksikan hal-hal apa yang dapat dipelajari dari rekan sejawat yang diobservasi yang bisa diterapkan di kelas guru penggerak.

Penyelenggaraan Komunitas Praktisi memiliki tiga prinsip fleksibilitas yaitu fleksibel waktu, cara dan lokasinya. Waktu dan durasi kegiatan komunitas bisa menyesuaikan kebutuhan anggota dan ketersediaan waktu mereka. Selanjutnya, pertemuan  komunitas praktisi bisa dilakukan dengan  cara tatap muka atau pun dalam jaringan (online) dengan memanfaatkan media sosial seperti Facebook grup, aplikasi Whatsapp grup, aplikasi telegram dan mailing list.  Untuk kegiatan tatap muka, bentuk kegiatan juga bisa dibuat santai sehingga pemilihan lokasi kegiatan tidak harus selalu di sekolah tapi juga bisa di rumah salah satu anggota, kedai kopi atau warung makan dan tempat lainnya yang masih menunjang proses pembelajaran dan disepakati oleh anggota komunitas.

V. Mendokumentasikan dan mempublikasikan hasil kegiatan

Kegiatan  dokumentasi dan publikasi pengetahuan  penting dilakukan sebagai bagian dari  manajemen pengetahuan.  Selain itu,  dokumentasi dan publikasi adalah merupakan sumber belajar bagi anggota komunitas dan dapat juga digunakan sebagai media refleksi bagi anggota. Media refleksi artinya, anggota komunitas dapat mengidentifikasi hal-hal baik apa yang harus dipertahankan dan aspek-aspek apa saja yang harus diperbaiki pada periode kegiatan berikutnya

Berikut bentuk-bentuk hasil dokumentasi dan proses pendokumentasian pengetahuandi dalam Komunitas Praktisi

Bentuk Dokumentasi                                          

a.Ringkasan kegiatan yang meliputi materi esensial, paparan narasumber dan hasil refleksi peserta

b. Foto kegiatan dan hasil belajar c. Video kegiatan

Publikasi Pengetahuan

a. Memilih anggota yang bersedia menjadi Reporter atau orang yang bertugas

untuk menyusun dokumentasi kegiatan

b. Reporter menuliskan dan mempublikasikan refleksi pembelajaran pada kanal belajar yang disepakati. Kanal belajar dalam bentuk media daring atau luring.

c. Anggota komunitas membagikan ulang hasil praktik atau materi yang didapatkan untuk mendorong eberlanjutan program, guru enggerak bersama pemimpin ekolah dapat memediasi enerbitkan hasil publikasi enjadi karya guru

Anggota komunitas praktisi menyepakati tata cara penulisan publikasi praktik baik. Kerangka refleksi dapat menggunakan berbagai metode yang terlampir

VI. Mendampingi rekan sejawat dalam mempraktikkan hasil belajar di komunitas

Pengetahuan  dan keterampilan yang didapatkan di  komunitas tidak boleh berhenti di  pertemuan. Setiap pengetahuan  dan keterampilan harus membawa  dampak pada proses pembelajaran  di  kelas.  Guru Pe n g g e ra k b e rp e ra n m e n d a m p i n g i  re ka n – re ka n s e j awa t u n t u k mengimplementasikannya.  Berikut  langkah-langkah  yang dapat dilakukan oleh Guru Penggerak:

  • Menyemangati rekan sejawat untuk mengaplikasikan praktikbaru di kelas masing-masing
  • Menanyakan kesulitan dan tantangan saat mengaplikasikan praktik
  • Menanyakan pengalaman menjalankan praktik baru di kelas
  • Memberikan waktu kepada anggota untuk mengimplementasikan praktik baru. Idealnya sekitar 2-4minggu
  • Mendorong anggota untuk mendokumentasikan kegiatan saat mengimplementasikan praktik baru. Baik  praktik yang berhasil maupun yang belum berhasil

VII. Evaluasi dan Refleksi pembelajaran dan penerapan kegiatan,

Evaluasi adalah proses untuk memahami apakah tujuan kegiatan belajar komunitas telah tercapai atau tidak, dan bermanfaat untuk menilai apakah kegiatan belajar komunitas telah mencapai tujuannya. Guru Penggerak perlu mengingat dan meninjau kembali tujuan kegiatan belajar komunitas pada saat langkah kedua (m emfasilitasi  ren cana kegiatan  belajar berdasarkan kebutuhan), dan melihat apakah rekan sejawat telah berhasil mempraktekkan  hasil belajar dalam kegiatan belajar mengajarnya masing-masing.

Misal:  Bila  tujuan kegiatan belajar Komunitas adalah “menerapkan disiplin positif dalam kelas”, maka evaluasi  dilakukan  apakah rekan-rekan Komunitas telah mampu menerapkan disiplin positif kelas dalam k e l a s  m a s i n g – m a s i n g .  D o k u m e n t a s i k a n d a n identifikasi rekan yang sudah mampu dan belum. E v a l u a s i  a d a l a h b a g i a n y a n g p e n t i n g d a l a m menjalankan Komunitas  Praktisi karena  kita dapat m e n g e t a h u i  p e r ke m b a n g a n ke m a m p u a n d a n kompetensi  diri dan  rekan  sejawat  komunitas. Ingatlah, bahwa bila ada rekan sejawat belum berhasil mempraktekkan  hasil belajar, hal tersebut bukanlah hal yang memalukan, namun sebuah pelecut untuk m e n co ba s t ra te g i  d a n c a ra b e l a j a r  l a i n u n t u k berkembang ke depan.

Refleksi adalah memikir ulang proses apa yang membuat kegiatan belajar yang telah  dilakukan  Komunitas  telah  berhasil  atau belum  berhasil  dan bermanfaat untuk bahan pembelajaran rekan Komunitas mengenai apa yang berhasil  dan  yang tidak  dalam  mengaplikasikan  pembelajaran  yang dilakukan.

Misal:  Bila evaluasi disimpulkan bahwa ada beberapa rekan Komunitas belum mampu menerapkan disiplin positif dalam kelas, refleksikan tantangan yang mungkin muncul yang membuat tidak tercapainya hal tersebut.

Refleksi penting untuk dilakukan agar rekan sejawat yang belum berhasil dapat mencoba cara dari rekannya yang sudah berhasil, dan rekan yang telah berhasil dapat semakin mengembangkan praktik baik yang telah berhasil ia lakukan.

Untuk melakukan evaluasi dan refleksi,  lakukan rembuk  bersama-sama rekan komunitas untuk berdiskusi. Berikut beberapa pertanyaan kunci yang dapat menjadi pemantik diskusi:

  • Apakah rekan sejawat berhasil mengaplikasikan hal yang dipelajari saat kegiatan belajar komunitas?
  • Apa hal-hal yang membuat kegiatan belajar tersebut berhasil diaplikasikan?
  • Bila belum berhasil, apa kendalanya sehingga kegiatan belajar komunitas berikutnya dapat lebih baik?

2. Budaya Positif di Komunitas Praktisi

Lingkungan yang positif adalah aspek penting dalam belajar tidak hanya bagi murid, tapi juga bagi orang dewasa karena dapat menimbulkan aman dan nyaman saat belajar. Lingkungan belajar yang positif akan mendorong anggota komunitas untuk dapat terbuka menunjukkan  rasa ingin  tahunya dan nyaman mengemukakan pemikiran yang berbeda dari anggota komunitas yang lain. Selain itu,  berada dalam lingkungan belajar yang positif membuat anggota terbuka terhadap kegagalan dan tantangan yang dialami sehingga memungkinkan bagi komunitas praktisi bersama- sama mencari solusi yang tepat. Apa saja strategi yang dapat dilakukan oleh Guru

Penggerak dalam menciptakan lingkungan belajar yang positif?

  1. Pembelajaran yang relevan  bagi anggota  Komunitas

Motivasi belajar orang dewasa akan meningkat jika topik pembelajaran relevan bagi ke b u t u h a n p ro fe s i o n a l nya  s e h a ri – h a ri .  A n g g o t a ko m u n i t a s p ra k t i s i  p e rl u mengidentifikasi  tujuan  dan alasan  belajarnya  dengan jelas  sehingga  dapat tergambarkan dampak hasil  belajarnya  bagi  dirinya  sendiri  dan hal-hal  yang dianggap penting.

2. Membangun nilai-nilai bersama

Anggota Komunitas  Praktisi perlu menyepakati nilai-nilai bersama  agar interaksi antara anggota dapat berjalan dengan nyaman. Menentukan nilai dan kode etik yang perlu ada di dalam Komunitas, bisa dengan menanyakan kepada para anggota bagaimana mereka ingin diperlakukan satu sama lain atau bagaimana suasana yang mereka ingin rasakan saat belajar di  dalam komunitas. Contohnya: Setiap anggota memiliki  kesempatan belajar  dan berkontribusi  yang setara,  setiap anggota  terbuka pada ide -ide  yang berbeda,  dan setiap  anggota harus memperlakukan anggota lain dengan hormat dan santun. Nilai dan kode etik dalam komunitas perlu dibangun melalui dialog yang positif agar dapat dijalankan dengan nyaman oleh seluruh anggota komunitas

3. Melibatkan anggota  dalam pengambilan keputusan

Orang dewasa  adalah  pembelajar y a n g m a n d i r i  y a n g i n g i n t u r u t mengelola  proses belajarnya.  Oleh karena itu,  anggota komunitas juga perlu dilibatkan dalam pengambilan k e p u t u s a n – k e p u t u s a n  d a l a m Komunitas Praktisi. Menentukan topik  pertemuan komunitas  atau cara belajar  di  komunitas  bahkan menentukan pembagian  peran di komunitas  dengan dialog  adalah c o n t o h  p r o s e s  p e n g a m b i l a n keputusan  yang dapat  dilakukan bersama anggota.

4. Membangun relasi yangpositif antar anggota

H u b u n g a n  a n g g o t a  d i  d a l a m komunitas  praktisi  perlu dibangun secara positif. Guru Penggerak dapat memfasilitasi aktivitas-aktivitas yang m e m b e r i  k e s e m p a t a n  k e p a d a anggota  untuk saling  mengenal lebih  dekat satu sama lain.  Relasi yang  positif  antara anggota juga m enin gkatkan  rasa percaya dan a m a n  s a a t  b e l a j a r   d i   d a l a m komunitas. Relasi yang positif juga d a p a t  d i c i p t a k a n  d e n g a n m e m b a n g u n  s i k a p  s a l i n g m e n d u k u n g d a n m e n g a p r e s i a s i setiap  capaian  kecil yang terjadi di antara anggota komunitas

5. Menjadikan refleksi dan umpan balik menjadi bagian dari proses rutin

Lingkungan belajar yang positif dapat dibangun dengan menjadikan refleksi sebagai bagian dari proses rutin di Komunitas Praktisi sehingga anggota komunitas terbiasa melakukan refleksi secara mandiri, begitu pula  dengan memberikan  dan menerima  umpan balik.  Terbuka terhadap umpan balik adalah karakteristik guru-guru yang dapat terus berkembang.Lingkungan belajar yang positif akan mendukung proses belajar guru. Ceritakan kelima strategi di atas kepada rekan sejawat anda di dalam Komunitas  Praktisi  sehingga  seluruh  anggota bersemangat  dan berkomitmen mewujudkan lingkungan belajar yang positif

4. KOLABORASI DALAM KOMUNITAS PRAKTISI

“Kompetisi membuat kita  (bekerja) lebih cepat, kolaborasi membuat kita  (bekerja) lebih baik”

-unknown- Kolaborasi  adalah  keterampilan  bekerja  sama secara koperatif untuk mencapai tujuan bersama. Keterampilan ini  adalah salah satu keterampilan abad 21 yang harus dimiliki semua orang termasuk Guru dan Kepala Sekolah. Kolaborasi  akan membuat pekerjaan lebih efektif dan efisien  untuk sampai  ke tujuan  karena pengetahuan, keterampilan  dan sumber daya dibagi  bersama para kolaborator.

Manfaat Kolaborasidalam Komunitas Praktisi

  1. Menciptakan ketergantungan sosial yang positif

Ketergantungan sosial yang positif adalah  ketika  seseorang percaya bahwa mereka dapat  mencapai tujuan mereka jika orang lain juga d a p a t  m e n c a p a i  t u j u a n n y a . Kemampuan  berkolaborasi  akan m e n g u r a n g i  a d a n y a ko m p e t i s i n e g a t i f  a t a u k e i n g i n a n u n t u k melihat orang lain gagal. Kolaborasi m e n c i p t a k a n  s u a s a n a  s a l i n g m e n d u k u n g d a l a m e k o s i s t e m pendidikan.

2. Membangun relasi yang positif dengan antar anggota

Berkolaborasi dengan orang-orang y a n g b e r b e d a l a t a r  b e l a k a n g , pengetahuan  dan keterampilan akan memunculkan  ide-ide  baru untuk pemecahan masalah.

B e r b a g a i   r i s e t  t e l a h m e m b u k t i k a n    b a h w a kolaborasi adalah faktor utama y a n g  s e c a r a   k o n s i s t e n m e n u n j u k k a n   k e t e r k a i t a n dengan peningkatan performa sekolah dan orang-orang di dalamnya, yaitu murid, guru dan kepala sekolah.

3. Berbagisumber daya

Kolaborasi  memaksa pihak-pihak y a n g  t e r l i b a t  d a l a m  p r o s e s kolaborasi membagikan sumber daya sehingga pekerjaan dapat dilakukan dengan lebih efisien dan efektif

Tahapan Kolaborasi dalam mengembangkan Komunitas Praktisi oleh Guru Penggerak

5. Tahapan PengembanganKomunitas Praktisi

Nash

saya seorang Guru, sebagai orang tua sebagai suami, dengan hobi traveler, kuliner, renang, sebagai self motivator. Yang dengan bangga bahwa saya adalah Warga Negara Indonesia yang berasaskan Pancasila dan dengan Lembaran sucinya Pembukaan UUD 1945 serta berpegang teguh pada semboyan Bhinneka Tunggal Ika

Artikel yang Disarankan

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *