Nomor Personal

081-216-642-646

E-Mail

nashperspektive@gmail.com

Jam Buka

onlien 24 jam

Dialektika merupakan suatu ilmu pengetahuan tentang hukum yang mengatur perkembangan alam, masyarakat dan pemikiran. Sedangkan metode dialektis adalah interaksi dan investigasi dengan alam, masyarakat, dan pemikiran.

   Pengertian dialektika menurut Aristoteles dalam buku Cecep Sumarna (2006:132) adalah “Menyelidiki argumentasi-argumentasi yang bertitik tolak dari hipotesa atau putusan yang tidak pasti kebenarannya”. 

    Menurut Socrates metode dialektika merupakan metode atau cara memahami sesuatu dengan berdialog. Dialog adalah komunikasi dua arah, dimana salah satunya sebagai pembicara dan yang lainnya mendengarkan. Dengan berdialog diharapkan dapat memecahkan atau menyelesaikan sebuah probelem yang ada. Dari hal tersebut ada proses pemikiran seseorang yang berkembang karena mendapat ide-ide baru dari hasil berdialog. Tujuan berdialog ialah untuk saling mengetahui dan memahami kesimpulan yang didapat dari proses dua arah tersebut.

    Berikutnya metode dialektika menurut Hegel adalah metode yang memahami dan memecahkan persoalan berdasarkan tiga elemen yaitu tesa, antitesa, dan sintesa. Tesa adalah suatu persoalan atau probelem tertentu, sedangkan antitesa adalah suatu reaksi, tanggapan, ataupun komentar kritis terhadap tesa.  Dari kedua elemen tersebut kemudian munculah sintesa, yaitu siatu kesimpulan. Metode ini bertujuan untuk mengembangkan proses berfikir secara dinamis dan memecahkan persoalan yang muncul karena adanya argumen yang kontradiktif atau berhadapan sehingga dicapai kesepakatan yang rasional (Irmayanti, M Budianto, 2002:14 dalam Joko Suwarno).

   Dapat disimpulkan bahwa metode dialektika merupakan suatu cara untuk mencapai kesepakatan yang rasional  dari permasalahan yang ada dengan komunikasi dua arah atau berdialog.

Hierarchy Maslow

Jika kesadaran masyarakat terhadap Covid-19 dianalisa, disini mungkin bisa terlihat titik terangnya. Analisa lewat teori konsep kebutuhan dasar (maslow).

Bagi mereka yang terpenuhi Physiological Needs nya (makan,minum, dll), mereka akan langsung ke tahapan Safety Needs atau pemenuhan rasa aman. Ini terjadi apabila mereka yang mampu. Mampu, dalam segi ekonomi, dan mereka yang bekerja tetap (WFH).

Berbanding balik dengan mereka yang masih tetap kekeuh untuk bekerja di luar. Karena, dari segi Physiological Needs aja mereka belum terpenuhi, bagaimana mereka ke tahapan Safety Needs?

Kecuali mereka-mereka yang mampu, namun tetap berkeliaran di luar rumah atau piknik. Itu namanya tidak tahu diri. Hey, kalian sangat Egois!

Disini kita bisa lihat, dan paham dengan segala situasi. Bahwa menurut A itu adalah jawaban, tapi menurut B itu adalah suatu persoalan.

Karena narasi yang paling sulit dibantah yaitu “kalo gak keluar saya gak makan” tidak ada antitesanya buat narasi itu.

—Kesepakatan

Kesepakatan adalah kuncinya. Maka jika belum tercapai satu kesepakatan terhadap satu persoalan, jawabannya pun tidak akan mendapat kesepakatan.

Jadi mencari kesepakatan dalam masalah adalah langkah awal untuk menuju kesepakatan dalam jawaban.

Kesepakatan ini yang susah dicari. Siapa yang akan mencari? Siapa yang akan memutuskan? Siapa yang akan memberi kebijakan? Siapa yang akan mendengarkan perbedaan antitesa dari masyarakat?

(Biarkan hati kalian yang menjawab pertanyaan di atas.)

Namun, balik lagi. Dengan adanya pandemi ini, diri kita dipaksakan untuk paham. Paham akan segala situasi dan kondisi. Harus bisa memahami suatu informasi dengan baik. Tidak diserap langsung, namun dipahami terlebih dahulu. Hal ini menyangkut kepada sugesti yang ada didalam pikiran diri kita masing-masing. Karena, secara tidak langsung sugesti mengatur mental dan mental secara tidak sadar mengatur tubuh. Maka dari itu, mari belajar untuk memahami tubuh kalian masing-masing.

Tenaga medis, cleaning service, apoteker, analyst, dan mereka yang turut serta dalam berperang melawan Covid-19, merekalah pahlawan yang sebenarnya. Kita harus hormat kepada mereka yang berjuang sampai detik ini.

Mereka membuat kesepakatan, untuk mengabdi kepada negara ini, untuk menyelamatkan banyak jiwa.

Lalu, kesepakatan apa yang harus kita pilih sebagai millenials?

#StayAtHome. Ini nampak mudah, namun masih banyak yang nakal berkeliaran di luar rumah. Diamlah dirumah. Kerjakan tugas kamu, luangkan waktu kamu untuk mencari kegiatan baru yang mengasyikan didalam rumah. Dan, buatlah sebuah cerita dengan keluargamu. Masih banyak orang lain yang harus tetap bekerja, dan susah untuk bertemu dengan keluarga. Kamu, harus tetap bisa bersyukur dengan keadaan. Kamu harus bijak.

Dengan kamu membuat suatu kesepakatan diam dirumah, kamu membantu para pahlawan di luar sana yang sedang berperang melawan Covid-19.

—Being Human

Apa berarti hidup ini ada masalah dan ada jawaban?

Ya, sangat betul. Masalah dan jawaban, kesepakatan dan ketidaksepakatan akan selalu muncul selama manusia hidup.

Tugas manusia adalah mencari suatu jawaban untuk disepakati pada satu waktu tertentu. Kemudian ia bersiap kembali untuk mendapati bahwa jawaban tadi akan menjadi persoalan di masa depan dan kesepakatan akan berubah menjadi ketidaksepakatan.

Hidup yang akan selalu berputar dan mengulang satu masalah, jawaban, kesepakatan dan ketidaksepakatan.

Nash

saya seorang Guru, sebagai orang tua sebagai suami, dengan hobi traveler, kuliner, renang, sebagai self motivator. Yang dengan bangga bahwa saya adalah Warga Negara Indonesia yang berasaskan Pancasila dan dengan Lembaran sucinya Pembukaan UUD 1945 serta berpegang teguh pada semboyan Bhinneka Tunggal Ika

Artikel yang Disarankan

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *